Sebelum kau terlahir dari buah cinta ibu dan ayah, sejuta
dewa telah bertahta di sisini, ketika kau berada di dalam rahim kemudian ayahmu
menitip pesan kepada Tuhan sang peniup ruh kehidupan agar kelak mencontohkan
pendahulu, yang kesatria jiwanya gagah raganya tangguh mentalnya dan tak jauh
dari tuuntunan nabi budinya, hakikatnya kau tak keluar dgn berteman melainkan
bersama ari-ari, talipusar dan rahasia tuhan lainnya.
Kemudian barulahah tangis pertama melengking merdu,
terdengar oleh jiwa harapan ibudan ayah, perjanjian dengan tuhan sebelunya
telah di sanggupi untuk menyanggupi semua takdir yg akan kita jalani di alam
dunia. Sejuta harapan kini dalam pundakmu, pundak yang dirancang untuk tempat
bersandarnya orang lemah dan kemudian merangsang sel otak untuk menumbuhkan
benih berbelaskasih kepada sesama. Pudak yang sengaja di ciptakan untuk memikul
beban seberat apaun.
Sebelum kau beranjak dewasa kau telah ditipkan setetes rasa
cinta yang didalamnya kelak akan berbunga sebuah rasa yang rahsia. Karna
hakikatnya kita diciptkan dari sebuah kerahasian. rahasia tanah api angin dan inti air tergabung
menjadi satu dari keagungan-NYA. Dengan nada bahasa yang lemah gemulai kau
diajarkan bagaimana untuk bertutur sopan, bercakap serendah rendah mungkin dari
yang atas karana tak ada yang akan memenangkan hingga akhir . sebongkah batu
dikalahkan oleh kertas yang rapuh, kertas yang sombong karna mengalahkan batu
di iris tipis oleh gunting yang tajam, gunting yang membuat kertas tak berdaya
lalu tak akan kuasa memotong batu yang pernah dipecundangi oleh kertas. Ibarat
itulah kiranya pesan yang terkandung dalam setiap hembusan napas ibu dan ayah
kita.
Namun semuanya biasa disimpulkan karna adanya rasacinta,
sebuah kekuatan yang maha tinggi, yang seperti digambarkan dalam sebuah
pewayangan jika cinta ada dalam kisah dinde putri rengganis maka cinta adalah
karunia yang lurbisa yg menggetarkan kemudian mengisi palung hati yang terdalam,
namaun bila dalam kisah legenda raden ayu dinde putri madalike cinta dapat di
artikan sebuah pengorbanan yang menganugrahkan semua rasa cintanya untuk semua
jiwa. Ketika cinta itu tumbuh didalam jiwa sang penyair berdar cinta itu
merupakan hal yang bias saja baginya namun bagi insan lain merupakan petaka
ujungnya.
Dikutip dalam karangan salah satu wali dalam Sembilan wali
yang berjudul ” kidung kadang permadi “
Ane kidung kadang permadi
Among tuwuh ing kuasenire
Nganakaken saciptane
Kakang kawah hiku puniku kang rumakse hing awak mami
Anakaken sedaya pan kuasanipun
Adhi ari-ari ike kang mayungi
hinglaku kuasane iki
hinglaku kuasane iki
anakaken pangarah
ponang getih hing rahine wengi
angrowangi ALLAH kangkuase
andedak aken karse ne
pusar kuasanipun uyu-uyu
sembawe mami
sembawe mami
nuruti ing penede kuase nire
jangkep kadang ingsun papat
kalime ne pancer wus dadi sawiji
nunggal sawujud ing wang
yang artinya sangat sarat dengan ilmu spiritualis membuktikan bahwa nenekmoyangkita dahulu merupakan penuntut ilmu yang sungguh dan giat dalam kehidupan sehari-harinya. Lewat tembang beliau bercerita secara urut dan jelas sekali.
Lantunan syair sasak yang entah beratah pengarangangnya dulu
sering terngingan kala senjaa mulai mengufuk disebelah barat , namun mulijarang
terdengar sekarang “ inak amak enget gamak sikse erak ,api nerake sino endekn
inik perak, ongkat tangis manusie sak tesisak, marak ongkat hemar sak ndek mauk
kaken pupak ” Segalanya ada dalam kehidupan tergantung dari pada kita bagaimana
cara kita untuk memandang semuanya.